Ikan Nila yang saat ini tengah booming sebagai komoditas unggulan di sektor perikanan, mendatangkan celah usaha yang mulai banyak diminati dan menguntungkan. Saat ini mulai banyak petani beralih membudidayakan ikan nila unggulan seperti varietas Sultana karena memiliki harga jual tinggi dibanding jenis ikan konsumsi lain. Sunanto Tjahyadi, salah satu pembudi daya ikan Nila Sultana yang sukses menjual ikan Nila 5-7 Kuintal per bulan denganmendulang omset hingga Rp 13,5 juta. Seperti apa strategi usahanya dan bagai mana perjalanan usahanya.
Ikan Nila sultana merupakan salah satu Ikan konsumsi air tawar dikalang masyarakat dan masuk kategori unggulan. Dagingnya yang gurih dan kenyal menjadi salah satu kelebihan ditambah kandungan protein ikan Nila juga tinggi sehingga baik untuk kesehatan. Banyak pelaku agribisnis perikanan ramai-ramai membudidaya ikan nila. Salah satu pembudidaya asal Subang, Jawa Barat yang cukup sukses mengembangkan Nila adalah Sunanto Tjahyadi.
Pria yang akrab disapa sunanto ini meski tak memiliki basic perikanan murni, mampu menghasilkan jenis-jenis nila unggulan seperti Nila Sultana, Nirwana, dan gift. ‘’saya hanya sampai semester dua Universitas Tarumanegara, sayapun dulu mendapatkan pengetahuan beternak bandeng, dan udang alam dari ayah saya dan seputaran biologi ikan nila didapat dari teman-teman para pembudidaya ikan nila. Jadi saya awalnya hanya hobi memancing dan menjadi pembudidaya ikan nila unggulan,’’ kenang pria kelahiran tanggerang , 6 Oktober 1979 ini.
Dalam budidaya Nila Sultana, sunanto meneruskan warisan keluarga dengan mendapatkan 1 – 2 hektar. ‘’Awal mulai perjalanan saya bulan Desember 2013 saya mengeluarkan uang sebesar Rp 50 juta untuk membeli 2 ribu liter nila unggulan (per liter 100-150 ekor), pakan ikan, dan peralatan yang mendukung seperti jaring ,’’ kata Sunanto. Menurutnya, prospek usaha ini kedepan masih sangat bagus, apalagi kebutuhan ikan nila selalu ada meskipun saat ini persaingan terbilang lumayan ketat. Untuk menghadapinya selain menghasilkan ikan nila yang berkualitas, sunanto terus meningkatkan mutu pelayanan
Keunggulan Nila Sultana.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang sangat populer dibudayakan di Indonesia. Saat ini yang sedang populer dibudidayakan para petani adalah jenis kan Nila Sultana. Jenis ikan konsumsi yang ditemukan oleh Balai Benih Ikan Air Tawar Sukabumi ini merupakan hasil penelitian panjang sejak 2001. Ikan Nila Sultana yang beredar di masyarakat merupakan hasil persilangan sepuluhb varietas nila unggul seperti ikan nila Gift,JICA, Gesit, dan Putih.
Nila jenis ini memiliki ciri khas tubuh putih kehitaman dan bagian punggung agak kekuningan. Nila Sultana bisa memiliki berat bobot 420 g/ekor bisa dicapai dalam waktu 120 hari dari penebaran bibit ukuran 2 – 3 cm. “menurut saya jenis ikan Nila Sultana, saat ini paling populer karena paling banyak diminati oleh konsumen. Ikan nila yang saya besarkan ini dagingnya kenyal, gurih dan tidak bau lumpur. Bahkan menjadi komoditi ekspor dan menjadi konsumsi perusahaan besar pengolahan hasil ikan sehingga membuat Nila Sultana mempunyai nilai jual tinggi. Maka itu banyak petani ikan nila termasuk saya membudidayakan ikan Nila Sultana ,’’ ujar Sunanto.
Harga Ikan Nila Sultana.
Saat ini Sunanto menjual ikan nila unggulan berumur 4 bulan keatas (Sultana, Nirwana, dan Gift) dengan harga per kilo Rp 25 ribu. Dari mulai Desember 2013 lalu hingga sekarang sedikitnya Sunanto telah menjual sekitar 5-7 kuintal Nila. ‘’yang saya kembangkan ialah nila jenis Sultana, Nirwana, dan Gift. Di luar varietas nila saya juga menjual jenis ikan patin dan ikan Mas konsumsi,’’ ujar Sunanto. Lebih lanjut Sunanto mengatakan, pembelian ikan nila saat ini hanya dilayani apabila konsumen datang ke tambaknya berada di kawasan Tanggerang Banten.
Pemasaran Ikan Nila.
Awal usaha, Sunanto sangat mudah memasarkan hasil budidaya ikan nila karena ayahnya sudah ada nama di daerah Pakuhaji, dan seputaran Teluk Naga, Tanggerang, Banten. Selain itu Sunanto memasarkan melalui penyebaran brosur di seputaran Tanggerang.”saat ini konsumen asal tanggerang, Cengkareng, Bogor, dan Serang. Karena ikan nila yang saya budidayakan tidak bau lumpur dan rasa berbeda dari ikan nila lainnya saat dikonsumsi,” ucap Sunanto.
Sunanto tak menerapkan pembelian minimum kepada konsumen khusus yang datang kelahan kolam nilanya, meskipun pembelian berapapun ia layani. Hanya saja jika permintaan dari luar Pulau Jawa belum bisa dipenuhi.
Melihat kapasitas penjualan 5-7 kuintal nila per bulan, walaupun baru berjalan hampir 2 tahun omset yang diraup Sunanto sebesar Rp 12.500.000 dengan keuntungan bersih 60% atau sekitar Rp 7.500.000. saat ini dalam membudidaya ikan nilanya, ia sudah mempunyai kolam seluas 7 hektar termasuk kolam pembesaran dan pembibitan dibantu dua orang karyawan yang telah dia didik.
Kendala dan Rencana ke Depan.
Salah satu faktor penghambat dalam budidaya ikan nila adalah cuaca, apalagi jika terjadi hujan terus-menerus. Ikan nila dapat berkembang dengan baik dalam kondisi suhu air kolam antara 25 hingga 28 derajat, serta pH sekitar 6-8. Di bawah atau diatas suhu tersebut perkembangan nila cukup lambat. “ risiko budidaya ikan nila ini paling fatal adalah kematian. Karenanya diharapkan para petani mengerti cara budidaya yang baik dan benar. menurut saya sih poin budidaya. Yang sukses balik lagi ke feeling masing-masing dan sayangi mahluk hidup dengan pemberi pakan yang mengandung protein pokonya ikan sehatlah,” ujar Sunanto. Kedepan Sunanto ingin segera menambah jumlah kolam yang banyak untuk kolam perkembangangbiakan ikan Nila
Kisah suksesnya menjual Ikan Nila 5-7 Kuintal per bulan telah menginspirasi ratussan pembubidaya ikan konsumsi air tawar jenis Nila di seantero Nusantara
Home » Ikan Air Tawar »
Ikan Konsumsi »
Ikan Nila »
Kisah Sukses »
Nila Sultana
» Kisah Sukses Jual Ikan Nila 5-7 Kuintal Per Bulan